Sunday, August 25, 2013

Hari kedua : House of Raminten, Gunung Api Purba Nganggeran, Bapkia Djava, Malioboro

Tak hanya di hari pertama, di hari selanjutnya pun wisata alam tetaplah menjadi prioritas kita. Googling sebentar, kita nyari akses menuju gunung api purba nglanggeran. Tanpa pikir panjang langsung aja berangkat, mungkin si sopir pribadiku ini udah mulai apal jalanan kota jogja wkwk. Sebelum berangkat kita sarapan setangah makan siang lagi dulu, kali ini di house of raminten. Kapan hari ak udah pernah kesana, pengen kesini lagi bareng panda karena tersihir sama makanan-minuman disana. Buat nyampek ke house of raminten ini perlu kesabaran, nanya sana nanya sini. Slah jalan muter sana muter sini, tapi akhirnya nyampek juga kok hehe.
Begitu masuk, aroma kembang bercampur dupa dengan diiringi alunan gamelan kejawen menyambut kami. Segera kami memesan meja untuk berdua. Begitu disodori menu makanan, seneng deh kalo liat orang yang aku ajak ini antusias baca-baca menunya hehe. Dia milih bakso uleg sama greentea ice cream, sedangkan ak pesen kupat tahu sama minum ess apa gitu lupa namanya. Yang jelas menunya unik disini. Petugas dipanggil, segera direkan pesanan kita sama langsung bayar di muka. Total 38 ribu rupiah saja, murah bgt khaaan? Rasanya udah pengen bilang wow aja hehe. Hal unik lainnya adalah ketika anda memesan susu, gelas yang disajikan pun juga gelas susu


Satu per satu pesanan kami datang, tentu saja minuman kami datang lebih dulu. Saat greentea ice cream punya panda dateng, wuissss aromanya boo maknyus bgt, minuman ak biasa aja karena emang milih yang banyak airnya. Aseli haus wkwk. Pas dicobain emang cita rasa ek krimnya enak banget, nggak pasaran dan murahan. Salah seorang temen juga bilang kayak gini juga pas nyobain es krim Raminten, salut banget deh. Dan harganya itu lhooo Cuma 9ribu ckck. Kmudian makanan menyusul. Kupat tahu punyaku gede banget, dari bentuknya udah keliatan bakal bikin perutku penuh rasa kacang. Bakso uleg punya panda ternyata nggak ada bedanya sm bakso pada umumnya wkwk. Begitu udh nyoba kupat tahunya, beneran deh kenyang minta ampun. Kupat tahu dengan dasar bumbu kacang kering, disediakan saus hitam yang dituangkan sendiri sehingga kekentalan bumbu bisa menyesuaikan selera.

Akhirnya si panda minta makan disini lagi ntar malem wkwk. Sekitar pukul 11, kita cuss ke lokasi gunung api purba. Ternyata jalannya nggak begitu jauh, kami kesana tanpa muter-muter salah jalannya. Dan kabar baiknya lagi perjalanan kesana Cuma makan waktu antara 30 menit sampek 1 jam, itu buat kita yang orang baru di jogja yang nggak tau jalan.

Akses ke gunung api :
Sesampainya dsna, udah ada bbrpa orang yang menyambut kedatangan kami. Motor kami segera ditempatkan dengan rapi, di surabaya sih nggak ada tukang parkir yang sigap bantuin kayak gini. Udah gitu mas-masnya nggak minta uang parkir, tp kami lgs diarahkan ke loket karcis masuk gunung api. Bener aja, pas bayar kami Cuma merogoh kocek 10 ribu rupiah saja. Terdiri sari 2 tiket masuk wisata sama parkir kendaraan. Waahhh baik bgt kan? Pengelolaannya udh bagus.
Segera kita memasuki tampat wisatanya, di awal kami masuk ada 2 buah papan petunjuk rute pendakian untuk pengunjung. Cuaca yang terik dan aktivitas pendakian gunung siang-siang bolong itu tentu saja bikin haus. Kami udah siap bawa sebotol air mineral sedari awal. Rute pendakian :

Di titik pertama terdapat batuan raksasa, kita sempet manjat jaring jaring ban disana hihi. Outbond gretongan gitu dehh. Perjalanan dilanjut, titik2 berikutnya adalah pos pantau. Pada salah satu pos ada tukang jual minuman, akhirnya kita beli minum ditempat sambil beli satu botol lagi air mineral karena stok minuman kita udah hampir abis. Kita melewati dua celah sempit batuan yang hanya cukup untuk satu orang. 

Dicelah itu terdapat tangga yang dapat dilewati. Yang paling ekstrem adalah akses menuju sumber mata air comberan yang harus melewati celah yang lebih sempit lagi, tidak ada anak tangga untuk melintas. Untuk dapat melaluinya kita harus menghadap menyamping, dan melangkah di bebatuan yang posisinya  miring 90 derajat kayak tembok wkwk, bukan landai kayak jalan di celah yang sebelumnya tdi. Saking ekstremnya, ada bule yang lebih memilih jalan pulang dari puncak lewat celah itu karena merasa tertantang. Kami melewati itu dalam rangkan perjalanan berangkat menuju puncak meleati mata air. kami juga nggak bisa foto tempat itu, penasaran? coba deh. Seorang guide bule tsb menyampaikan sesuatu pd kami, ditunjukkan pd kami yang mana mata airnya. Ternyata dibalik pohon raksasa yang dibalut kain putih, dan terdapat sesajen disana dengan beberapa buah selang pemancar air. Melihat kondisi semistis itu, kami hanya melihat tanpa melakukan aktifitas di sekitar mata air tersebut, mengingat kami adalah orang baru dan ak sendiri dalam keadaan tidak suci. Kami pun pergi dari tempat tersebut, dan melanjutkan ke jalur pendakian untuk mencapai puncak. Tak lama kemudia kamipun sampai.tapi jalan untuk mencapai puncak yang lagi lagi harus menaiki batuan raksasa, kali ini tanpa bantuan pegangan bambu maupun tali. Murni manjat batuan berpasir yang rawan kepleset. 

Tp bagi kami itu bukan lah sesuatu yang berarti, akhirnya kamipun bisa meraih puncak. Hanya sedikit orang yang ada di puncak, padahal di bawah banyak banget orangnya. Kami berada di tempat tertinggi dibandingkan dengan sekitarnya. Beberapa informasi menyebutkan jikalau beruntung kita akan merasa berada diatas awan, namun saat itu awan tidak begitu tebal. Namun tetap saja puncak diselimuti dengan awan.
puncak

Puncak gunung api purba nglanggeran ada 2, dan kami menaiki keduanya. Jaraknya tak jauh.
Menjelang sore, tentu saja sangat menyeramkan menuruni gunung dengan keadaan gelap malam hari. Walaupun ditempat ini ada pendakian malam, namum kami tetap saja ingin sampai ke bawah sebelum matahari tenggelam. Jalan untuk turun ke bwah menurut papan petunjuk berbeda dengan jalan naik, dan kami memilih jalan ini. Kebanyakan orang ememilih jalan yang bsama dg jalan naiknya karena lebih dekat. Sekitar pukul 16.30 kami sudah sampai bawah dan siap untuk pulang. Sebelumnya  mapir solat ashar dulu buat panda.

Next trip, kita jalan jauh ke arah bandara buat mampir ke lapaknya bakpia djava. Kata panda sih, bakpia paling enak sejogja. Ak buktikan sendiri ketenarannya dengan googling, miss universe 2012  Olivia Culpo pun mampir ke bakpia djava juga saat berkunjung ke jogja. Tempatnya  jauh, tapi luas juga. Banyak bis-bis pariwisata yang parkir disana. Kami membeli sekardus bakpia asli rasa kacang hijau, dengan bakpia keju krispi. Masing-masing 25 ribu dan 35 ribu rupiah. Kamipun krmbali ke malioboro dan menghabiskan malam terakhir di jogja dengan jalan kaki berbelanja di malioboro. Untuk kaos, kami memilih dagadu jogja asli yang di jual di mall malioboro demi menjaga kualitas. tak perlu khawatir, harga kaos dagadu asli jogja hanya 70 ribu rupiah saja. tetapi yang dipinggiran malioboro harga 15ribu hingga 30ribu dengan warna dominan putih. kami benar-benar memaksimalkan keberadaan kami di kota ini selama 2 hari, hingga tiba waktunya untuk kembali ke rutinitas esok hari.

story of my lyfe . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates