Menutup semster dengan berlibur sudah menjadi agenda tersendiri bagi kami. Pada Januari 2013, kami berencana untuk mengunjungi kebun teh wonosari yang bertempat di Lawang, Kabupaten Malang. Pada awalnya untuk menambah sensasi berlibur, kami berencana menggunakan jasa kereta api Surabaya-Malang via Stasiun Lawang. Kami pun berangkat dari rumah dini hari usai sholat subuh, kenapa? Karena kami ingin mendapat kereta pertama, jadi nyampek lokasi kebun teh masih pagi hari. Kebun teh masih berhawa dingin dan berembun. Kami pun mendatangi stasiun Waru untuk mendapatkan tiket, namun jurusan malang sudah habis dan kursi kosong hanya ada pukul 8 pagi. Kami pun kecewa atas ini, bayangkan saja kalau harus tiba di kebun pukul 11 siang. Panas bro.

Kami pun masih memiliki tekad untuk mendapat tiket kereta, kami pergi ke stasiun Surabaya Kota untuk mendapatkannya. Aneh juga sih, kalo tiket pagi di stasiun Waru udh habis pasti di Stasiun Surabaya Kota juga habis. Benar juga, ketika kami tiba disana justru tiket sudah habis untuk jam 8. lebih parah. Akhirnya kami memutuskan pergi ke kebun teh dengan mengendarai motor.

jadwal kereta @stasiun waru


harga penataran dan komuter line Surabaya-Sidoarjo


Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang, akhirnya kami tiba di area kebun teh Wonosari. Ada perasaan bersyukur kenapa kami ditakdirkan naik motor, karena ternyata jarak dari stasiun Lawang menuju lokasi wisata kebun cukup jauh dan berkelak-kelok naik turun. Kendaraan umum yang berupa angkot berwarna kuning pun juga jarang ditemukan.

Memasuki area wisata, pengunjung dikenakan tarif sekitar 10 ribu rupiah. Weekend dan weekdays mempengaruhi  harga tentunya, dan kami mengunjungi pada weekend. Karena memang belum sarapan, kami mengunjungi "foodcourt". Bukan foodcourt yang ada di rumah tehnya, tetapi dibelakang yang menyediakan menu-menu khas malang. Sayangnya lapak-lapaknya masih tutup saat itu, kami pun akhirnya berjalan-jalan mengelilingi kebun teh yang begitu luas. Tak lupa kami pun mengabadikan momen itu dengan kamera digital kami. 



menikmati hamparan hijau dengan orang tercinta


kebun teh wonosari


ada yang ngecamp kah?? hihi

Akhirnya setelah lama memanjakan mata dengan hamparan hijau koloni tanaman teh, kami kembali ke lapak makanan. Kali ini sudah buka yeeeeyyy, kami pun memesan mie ayam bakso dan teh hangat untuk menghangatkan kami setelah mengelilingi kebun.  Tak Cuma kebun, di area ini memiliki play ground untuk anak, pabrik pengolahan teh, serta koperasi yang menjual oleh-oleh berupa produk perkebunan serta oleh-oleh lain khas jawa timur. Pengunjung juga bisa menaiki kuda untuk mengelilingi kebun teh dengan biaya 15.000 rupiah per orangnya untuk sekali putaran. Tenang saja, ada pemandunya kok. Gak perlu takut kudanya jadi liar tiba-tiba wkwkw. ada juga persewaan motor ATV bagi yang pengen offroad. Untuk pabrik teh, sayangnya sedang tidak beroperasi karena weekend. Kamipun tidak menemui para wanita bercaping pemetik teh ckck. Ketika hari beranjak siang, justru gerimis turun. Maklumlah ya dataran tinggi turun hujan. Namun area wisata tetap rame.

koperasi pabrik teh


pabrik teh



Banyak penduduk sekitar kebun teh yang menanam buah naga di halaman rumahnya, bahkan ada sebuah rumah dengan halaman besar yang memiliki kebun buah naga yang cukup luas. Disini anda dapat membeli buah naga yang segar dari pohonnya. Slurrp, sayang sekali untuk dilewatkan.





Tips :


  1. Sebaiknya pilih hari antara senin sampai kamis, karena selain tiket masuk lebih murah, kereta api untuk menuju ke Lawang juga sulit didapatkan walaupun udah berangkat pagi. Apabila dimungkinkan, pesanlah tiket sebelum hari H keberangkatan.
  2. Bagi yang berkunjung hari jumat hingga minggu lebih baik menggunakan kendaraan pribadi demi kenyamanan dan kepastian tentunya hehe. Menggunakan kendaraan pribadi juga akan mempermudah mencapai lokasi karena jauh dari stasiun maupun jalan raya.
  3. Apabila ingin mendapat suasana lengkap dengan pemetik teh dan pabrik pengolahannya, kunjungilah kebun ini pada weekdays. Weekend para pekerjanya juga pengen liburan sama keluarga kaliii ya hihi.
  4. Gunakan sepatu yang cocok, minimal menutupi tepian kaki termasuk jari-jari. Karena penulis salah memilih sepatu yang terbuka, jadi deh kakinya kotor ckck.



Sekian :)