Pulau Madura : Bebek Sinjay dan Pantai Maneron
Bagi yang berada di
Surabaya seperti kami, kadang merasa bahwa kota ini minim wisata hiburan.
Sebenernya ada, tp udah abis dikunjungi semua. Bagi kami kota Surabaya belum
cukup memenuhi kebutuhan eksplorasi kami hehe. Maka manfaatkanlah kota-kota
tetangga, termasuk pulau tetangga alias pulau Madura. Semoga suatu saat akan
ada waktu bagi kami untuk mengeksplorasi pulau Bali bersama.
Berangkat sekitar
pukul 11 dari Surabaya, pagi itu kami masih sibuk googling cari tau soal bebek
Sinjay. Karena hari sudah mulai beranjak
siang, kami pergi tanpa sarapan dengan harapan bisa terbayar oleh ke nikmatan
bebek sinjay. Namanya agak india-india gitu ya.
Tak perlu lama
menghabiskan waktu di perjalanan, jembatan Suramadu benar-benar membuat
perjalanan kami terasa sangat simpel. Dengan hanya 3.000 rupiah saja sudah bisa
sampai ke madura berdua naik motor. Sekitar pukul 1 siang kami tiba di bebek
Sinjay, setalah sempet bingung mencari-cari.
Beberapa informasi di blog bilang Cuma butuh 15 menit perjalanan, karena
setelah 15 menit kami tak kunjung tiba. Itu bikin kami bertanya-tanya,
sebenernya bebek ini ada dmna. Setelah melewati Suramadu, cukup belok kiri dan
mengikuti jalan. Nanti juga dia nongol sendiri, ada di seberang jalan.
papan bebek sinjay |
Tempatnya luas,
walaupun terdiri dari meja kursi yang terbuat dari kayu tak perlu khawatir
untuk tidak merasa nyaman. Bahkan di beberapa tempat meja dan kursinya terbuat
dari kayu jati. Namun tetep masih muat dan cukup longgar saat kami datang.
Berbagi tugas, aku menunggu di tempat duduk agar tidak dipake orang, sementara
panda memesan makanan. Dari hasil googling butuh waktu hingga hitungan jam
untuk anti memesan si bebek. Namun baru sekitar 30 menit, panda sudah balik
dengan membawa struk pembayaran. Kemudian kita nunggu pelayan mengantarkan
makanan yang sudah kami pesan. Nggak begitu lama sih, tetapi sebelah kami yang
baru dateng bisa dapet makanan lebih dahulu daripada kami. Mereka baru saja
dateng dan tanpa antri memesan. Yaaah mungkin udh pesen via telpon atau
pelanggan kali ya.
Harga untuk seporsi
bebek sinjay sekitar 15 ribu rupiah saja, aku lupa tepatnya berapa. Benar saja,
ketika bebek kami udh datang. Bebek krispinya begitu menggugah selera makan,
gurih dan enakkkk bgt. Ditmbah sambal pencil yang merupakan suatu kekhasan disini.
Setelah makan siang,
kita lanjut menuju pantai maneron. Buat nyampek kesana butuh waktu yang lama,
karena letaknya di sebelah utara pulau madura.
Aksesnya juga minim, jarang ada keterangan di jalan. Jarang ada orang
juga karena kanan kiri sebagian masih lahan kosong. Kami memulai perjalanan
dari bebek sinjay sekitar pukul 2 dan hingga sore hari kita masih sulit
menemukan pantai perawan ini. Sempet kita hopeless, betapa sia-sianya kami
pergi sejauh ini tanpa menemukan tujuan kami. Terlebih ketika warga sekitar
jarang yang bisa bahasa indonesia dan parahnya jarang yang tau dimana itu
pantai maneron. Setelah menemukan beberpa orang yang paham, kami akhirnya
menemukan pantai ini. Perlu masuk kampung-kampung nelayan, dan melewati
pematang sawah untuk bisa mencapai si perawan ini. Bahkan jalan masuknya aja
susukar itu, tertutup dengan semak belukar. Warga sering menyebut pantai ini
dengan sebutan tongket. Memuaskan sekali menemukan pantai maneron setelah
perjuangan yang begitu besar. Namun tetap, hindari pulang setelah matahari
terbenam. Karena sebagian besar jalanan di pulau madura belum memiliki
penerangan dan fasilitas seperti pom bensin atau tambal ban di sepanjang jalan.
pantai perawan maneron |
sunset |
sunset di maneron |